Berbagai perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda. Mari kita sama-sama mengeksplorasi keempat perspektif ini.
- Perspektif perilaku
Pada perspektif perilaku, motivasi seringkali dikaitkan dengan imbalan dan hukuman eksternal sebagai penentu keberhasilan siswa. Misal: pemberian nilai angka dan huruf, memberikan pengakuan kepada siswa, memberikan “hak istimewa”, dan sebagainya.
- Perspektif humanistik
Pada perspektif humanistik, motivasi lebih ditekankan kepada kemampuan pertumbuhan pribadi siswa, kemerdekaan untuk memilih dan sifat-sifat positif. Perspektif ini sangat erat dengan keyakinan Abraham Maslow bahwa terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.5 Hierarki Kebutuhan Maslow
- Perspektif kognitif
Pada perspektif kognitif, motivasi muncul karena adanya pemikiran dari setiap individu. Jika perspektif perilaku lebih menekankan pada insentif eksternal, maka dalam perspektif kognitif tekanan dari eksternal tidak perlu terlalu ditonjolkan. Menurut perspektif kognitif, seseorang perlu diberikan lebih banyak kesempatan, tanggung jawab, serta mengendalikan hasil prestasi sendiri.
- Perspektif sosial
Pada perspektif sosial, motivasi sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan pribadi yang dekat dan hangat pada orang lain.
Motivasi sendiri terbagi menjadi dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu, motivasi intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan kemauannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar